Dalai Lama dan Tri Kaya Parisuda
Ida Bagus Gde Yudha Triguna,
Universitas Hindu Indonesia,
(Jakarta, 20011).
Aris Dwi Setia adalah anak asuh kami, yang sudah ikut sejak dia tamat SMA di Lampung tahun 2010. Setelah ikut, dia kami kuliahkan di STAH Dharma Nusantara Jakarta dan kemudian setelah tamat melanjutkan lagi studi strata dua di UKI Jakarta, mengambil prodi Managemen Pendidikan. Suatu saat dia mengirimkan dialog Dalai Lama dengan Leonardo Boff sebagai berikut.
“Leonardo Boff, seorang ahli dari kelompok "The Theology Of Freedom" yang berasal dari Brazil, bertanya pada Dalai Lama, pemimpin umat Budha dari Tibet: "Yang Mulia, menurut Anda agama apa yang terbaik ?" Leonardo Boff menduga bahwa Dalai Lama akan menjawab :"Agama Buddha dari Tibet". Ternyata sambil tersenyum, Dalai Lama menjawab "Agama terbaik yaitu agama yg membuat anda menjadi orang yang lebih baik." Sambil menutupi rasa malu karena punya dugaan kurang baik tentang Dalai Lama, Leonardo Boff bertanya lagi :"Apakah tanda-tanda agama yang membuat kita menjadi lebih baik ?"
Dalai Lama menjawab :"Agama apapun yang bisa membuat anda menjadi lebih welas asih, berpikiran sehat, objektif dan adil, lebih menyayangi dan manusiawi, punya rasa tanggung jawab, lebih beretika. Agama yang punya kualitas seperti di atas adalah agama terbaik."
Leonardo Boff terdiam sejenak dan kagum atas jawaban Dalai Lama yang bijaksana. Selanjutnya, Dalai Lama berkata, "Tidak penting bagiku, apa Agamamu. Tidak peduli anda beragama atau tidak. Yang benar-benar penting bagi saya adalah perilaku anda di depan kawan-kawan anda, di depan keluarga, di lingkungan kerja serta kontribusi anda pada masyarakat serta dunia. "
Akhirnya, Dalai Lama kemudian menambahkan pernyataannya, "Jagalah pikiranmu, karena akan menjadi perkataanmu. Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Jagalah kebiasaanmu, Karena akan membentuk karaktermu. Jagalah karaktermu, karena akan membentuk nasibmu"
Apa yang dinyatakan dalam dialog itu sesungguhnya bicara mengenai konsepsi Tri Kaya Parisuda dalam Hindu, bicara bagaimana manusia Hindu membangun perilakunya melalui pikiran [manacika]. Pikiran menjadi the magic of mind set, suatu kekuatan besar yang menentukan apa keluar melalui wacana [wacika], dan juga menentukan apa yang diperbuat [kayika]. Di dalam Hindu, setiap orang diajarkan untuk berfikir baik, benar, dan berfikir positif. Kualitas pikiran akan menentukan kualitas hidup manusia. Semakin baik dan benar cara berfikir kita, semakin baik pula hasil dan kualitas hidup yang kita terima. Ketika pikiran kita buruk, salah, dan negatif, maka kita akan sengsara dan menderita. Pikiran, perkataan, dan perbuatan baik yang dilakukan terus menerus, akan menghasilkan kebiasaan serta membentuk karakter yang baik pula. Setiap perbuatan baik, yang lahir melalui kesadaran pikiran memiliki nilai tinggi yang diyakini mampu menjadi modal dalam menentukan nasib kita masing-masing dalam bentuk karma wasana. Semoga kesadaran untuk berfikir, berkata, dan berbuat baik mampu kita tumbuhkan sebagai modal membangun kehidupan dan nasib kita masing-masing. Svaha.