Emosi dan Kepribadian
Ida Bagus Gde Yudha Triguna,
Universitas Hindu Indonesia,
(Gatot Subroto, 8 Oktober 2019).
Institute for Health and Social Policy yang dipublikasikan pada Journal of Adolescent Health menyimpulkan "makan malam bersama keluarga ternyata berkontribusi terhadap kesehatan mental yg baik pada remaja". Penelitian mengobservasi 26.069 remaja berusia 11-15 tahun. Mereka didata mengenai frekuensi makan malam bersama keluarga, komunikasi antara orang tua dan remaja, dan lima dimensi kesehatan mental, emosi yang baik, kepribadian penolong, dan kepuasan hidup. "Tingginya frekuensi makan malam disertai berdiskusi bersama keluarga ternyata seiring dengan makin sedikitnya masalah emosi dan kepribadian, tingginya level emosi positif, kepribadian yang lebih dipercaya dan lebih penolong. Juga kepuasan hidup yang lebih tinggi. Jelas Frank Elgar.
Penelitian itu, sejalan dengan perintah Sarasamuccaya, bahwa Manusia Hindu (MH) hendaknya meningkatkan frekuensi bergaul dan berdiskusi. Bergaul dengan orang yang rendah budi menyebabkan semakin rendahlah budi kita; sementara jika bersahabat dan bergaul dengan orang berbudi sedang, akan berbudi sedang pulan diri kita, dan jika orang berbudi utama sahabat kita, maka utama pulalah budi kita, sebagaimana tersurat pada Sloka 301-303 Sarasamusccaya bergambar karya GunGun berikut.
"Hiyate hi matistata hinaih
Saha samagamat,
Samaicca samatameti
Wacistaicca wicistanam" (Sloka 301)
Lebih lanjut dinyatakan bahwa walaupun sedikit kepandaian, tetapi terus menerus bergaul dan bersahabat dengan orang pandai, kepandaian itu akan meluas seperti setetes minyak yang jatuh pada air jernih. Sebaliknya, walaupun banyak keahlian jika bersahabat dengan orang yang tidak memiliki dasar sama sekali, maka akan mengecil pengetahuan itu, tidak akan kelihatan manfaatnya, ibarat bayangan gajah dalam cermin kecil".
"Gunawatsu gunalpo pi yati
wistaratam nrnam
patitah swadulimale
tailabinduriwambhasi' (Sloka, 302)
Ternyata, Sarasamuccaya telah memberikan tuntunan kepada umatnya untuk lebih mengendepankan bergaul dan mendiskusikan hal-hal yang (mungkin) dipendam oleh salah satu anggota keluarga melalui media apapun, termasuk di dalamnya ketika makan malam bersama. Makan malam adalah saat yang baik untuk bersama-sama atau kumpul kembali setelah seharian anggota keluarga terlibat dalam urusannya masing-masing, bekerja, sekolah dan atau kuliah.
Dengan seringnya terbuka mengenai diri sendiri di hadapan anggota keluarga lainnya, semakin ringan beban yang ada pada diri sendiri, dan semakin ringan beban emosi yang ada pada diri sendiri. Akhirnya kesetabilan emosional akan menentukan watak dan kepribadian yang semakin baik, memiliki sifat menolong (setidaknya terhadap setiap problem yang dihadapi anggota keluarga) kita sebagai entitas Manusia Hindu. Semoga perintah Sarasamuccaya kita bisa laksanakan secara bertahap, mulai dari sekarang (Start from now !)