Skip to main content

Hutang Budi ?

Sumber Foto: Aktual.Com
Oleh:
Ida Bagus Gde Yudha Triguna,
Universitas Hindu Indonesia,
(Gatot Subroto, Denpasar, 9 Oktober 2019).

Hadirin yang kami hormati dan banggakan. 
Marilah kita menundukkan kepala sejenak sebagai tanda bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai pencipta seluruh isi semesta,  seraya memohon agar hidup kita dan sekalian alam mendapatkan anugrah utama. Setelah menundukkan kepala selanjutnya marilah kita melakukan renungan diri, tentang diri kita hingga kehidupan hari ini.  Jakalau kita telah selesai melakukan renungan diri serta perjalanan hidup kita, rasanya kita tidak pernah hidup tanpa hutang dan atau tanpa bantuan orang lain. 

Tidak ada manusia lahir sendiri, besar sendiri, dan hidup sendiri. Ia memerlukan pihak lain agar bisa lahir dan hidup. Setidaknya ia berhutang kepada orang tuanya, karena peran orang tuanya membuat badan wadah (Carirakrit); karena peranan orang tuanya pula memberi hidup (Prana Data), maka Ia kembali berhutang; dan akhirnya, manusia kembali berhutang kepada orang tuanya karena telah memberi makan, minum; serta orang tuanya telah memeliharanya sejak dari dalam kandungan hingga lahir, memasuki tahapan Brahmacari dan Greasta (Ama Data) sebagaimana dinyatakan pada kutipan Sloka Sarasamuccaya 242 berikut.

Carirakrt pranadata yasya 

cannani bhunjate, 

kramenaite trayo'pyuktah 

pitaro dharmasadhane.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa orang tua akan menyerahkan apa saja, sampai jiwa raga sekalipun untuk kebahagiaan anaknya, sebagaimana tersirat dalam Sloka Sarasamuccaya 243 berikut.

Pritimatram pituh putrah 

sarwam putrasya wai pita, 

cariradani deyani pita 

twekah prayacchati.

Berhutang kepada orang tua, tidak mungkin bisa dibayar sebagaimana kita berhutang kepada seseorang dan atau lembaga keuangan. Bagaimana mungkin seorang anak mampu membuat wadah untuk orang tuanya, bagaimana mungkin seorang anak memberi hidup kepada orang tuanya, kecuali seorang anak dapat saja memberikan makan, minum, dan memelihara orang tua dalam sisa-sisa hidupnya. Itulah sebabnya, seorang anak berhutang budi kepada orang tua. Dalam konteks yang lebih luas, bisa saja kita berhutang budi kepada seseorang lainnya, Karena kita pernah dibantu, sehingga kehidupan kita, karir kita, rejeki, dan keadaan kita menjadi lebih baik dan bahagia. Jika bantuan itu tidak dapat dibayar, dan jika bantuan yang pernah diterima tidak ada keinginan membayarnya, maka itu akan menjadi hutang budi, dan akan dibayar dalam dunia lain, yang orang tua kita disebut hutang yang dibawa mati. Mengapa disebut hutang yang dibawa mati ? Oleh karena hutang itu tidak dapat diselesaikan oleh anak-anak dan atau ahli warisnya, hutang itu juga tidak dapat dihitung nilai numeriknya, seribu, seratus ribu, atau malahan jutaan. Berbeda dengan hutang dalam bentuk material dalam arti uang, baik kepada seseorang maupun lembaga keuangan, ia dengan mudah dapat dibayar maupun dilunasi oleh siapapun. Hitung-hitungannya sangat jelas, dan memiliki aturan penyelesaiannya juga jelas. Itulah sebabnya tatkala seseorang meninggal, pihak keluarga selalu menyatakan "Jika Orang tua Kami memiliki hutang, maka selanjutnya hubungi kami". Artinya, itu sebatas hutang material. Sebaliknya, bagaimana mungkin saya bisa membayar hutang budi kepada Alm. Ida Bagus Guna Tirtayasa dan Ida Ayu Putu Wati kedua orang tua kami; juga utang budi saya kepada  Ida Bagus Putu Sarga (Alm), I Gusti Putu Raka (Alm), dan Dewa Made Beratha, Nasikun (Alm.), Sudarja Adiwikarta dan Judistira Garna (Alm.),  yang telah mampu menjadikan saya seorang seperti sekarang ? Itulah hutang budi saya, yang akan saya bayar di kemudian hari, dan dalam kehidupan ini hanya mampu memelihara hubungan baik dengan anggota keluarganya. Jadi hutang budi itu yang tidak terbayarkan dalam kehidupan sekarang, akan menjadi bagian yang harus dibayar oleh kita semua. Jika kita masih diberi kehidupan, marilah berhangsur-angsur membayar hutang yang masih bisa kita bayar, dengan cara memelihara hubungan baik dan berbuat lebih baik. Svaha.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar