Kesehatan Reproduksi Dalam Susastra Bali
![]() |
Sumber Foto: Bukalapak |
Oleh:
Ida Bagus Gde Yudha Triguna.
(Makalah disampaikan pada 10/10/2008 di BKKBN Pusat, refresh 13 April 2020).
Prolog.
Kesehatan reproduksi sebagai sebuah terminologi semakin popular bersamaan dengan gencarnya pembahasan mengenai masalah pembangunan [perempuan] dan masalah kesetaraan gender. Walau sesungguhnya ada banyak istilah setempat [local term] dan atau istilah agama [religion term] yang membahas masalah-masalah serupa, namun karena sifatnya yang lokalitas, maka istilah itu menjadi kurang popular atau kurang dikenal. Pembahasan kesehatan reproduksi menurut perspektif agama-agama, merupakan langkah cerdas BKKBN dalam memformulasikan berbagai keunggulan sekaligus khasanah kebudayaan daerah dalam ikut memberikan kontribusi terhadap persoalan kesehatan reproduksi.
Kesetaraan Gender dalam Teologi Hindu.
Dalam Siwatatwa dikenal konsep Ardanariswari, yaitu simbol Tuhan dalam manifestasi sebagai setengah purusa dan pradana. Kedudukan dan peranan purusa disimbolkan dengan Siwa, sedangkan pradana disimbolkan dengan Dewi Uma. Di dalam proses penciptaan, Siwa memerankan fungsi maskulin, sedangkan Dewi Uma memerankan fungsi feminim. Tiada sesuatu apapun akan tercipta, jika kekuatan purusa dan predana tidak menyatu. Penyatuan kedua unsur itu diyakini telah memberikan bayu bagi terciptanya berbagai mahluk dan tumbuhan yang ada.
Makna simbolis dari konsep Ardanariswari itu, kedudukan dan peranan wanita satara dan saling melengkapi dengan laki-laki, malahan dimuliakan. Tidak ada alasan serta argumentasi teologis yang menyatakan bahwa kedudukan wanita berada di bawah laki-laki. Itu sebabnya dalam berbagai sloka Hindu dapat ditemukan aspek yang menguatkan kedudukan wanita di antara laki-laki. Dalam sloka Manawa Darma Sastra disebutkan:
Yatra naryastumpujyante,
Ramante tatra dewatah,
Yatraitastu na pujyante,
Sarwastalah kriyah (MDS, III,56)
Artinya:
Dimana wanita dihormati,
Di sanalah para dewa-dewa merasa senang,
Tetapi dimana mereka tidak dihormati,
Tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala.
Jamayo yani gehani,
Capantya patri pujitah,
Tani krtyahatanewa,
Winacyanti samantarah (MDS, III,58)
Artinya:
Rumah dimana wanitanya tidak dihormati sewajarnya,
Mengucapkan kata-kata kutukan
Keluarga itu akan hancur seluruhnya
Seolah-olah dihancurkan oleh kekuatan gaib
Kutipan sloka di atas menunjukkan bahwa wanita dalam teologi Hindu bukanlah tanpa arti. Malahan ia dianggap sangat berarti dan mulia, sebagai dasar kebahagiaan rumah tangga. Dalam Yayurveda dijelaskan bahwa wanita adalah perintis, orang yang senantiasa menganjurkan tentang pentingnya aturan dan ia sendiri melaksanakan aturan itu. Wanita adalah pembawa kemakmuran, kesuburan, dan kesejahteraan sebagaimana tertera pada sloka berikut.
Murdha-asi rad dhuva-asi
Dharuna dhartri-asi dharani
Ayuse tva varcase tva krsyai tva ksemaya tva (Yajurveda, XIV,21).
Arti:
Oh Wanita, Engkau adalah perintis, cemerlang, pendukung
yang memberi makan dan menjalankan aturan-aturan, seperti bumi.
Kami memiliki engkau di dalam keluarga untuk usia panjang,
kecemerlangan, kemakmuran, kesuburan pertanian, dan kesejahteraan.
Sloka di atas jelas menunjukkan betapa pentingnya peranan wanita dalam Hindu Dharma. Wanita, sebagaimana telah dinyatakan adalah ciptaan Tuhan dalam fungsinya sebagai pradana. Ia juga disimbolkan dengan yoni, simbol kesuburan dan kearifan. Laki-laki ciptaan Tuhan dalam fungsi purusa yang disimbolkan dengan lingga atau keperkasaan. Karena wanita, berbagai bentuk persembahan akan terlaksana, karena wanita pula ketenangan dan ketenteraman akan terwujud. Oleh sebab itu, orang yang ingin sejahtera hendaknya senantiasa menghormati wanita, terlebih pada hari raya dengan memberi hadiah berupa perhiasan, pakaian, dan makanan sebagaimana tersurat dalam kutipan sloka Manawa Darma Sastra berikut.
Tasmādetāh sada pūjya
bhūsānaccha danā sanaih
bhūti kāmair narair mityam
satkāresūtsa vesu ca (MDS,III,59)
Substansi dari sloka-sloka di atas menunjukkan wanita adalah makhluk Tuhan yang memiliki kompleksitas peran, baik religius, estetis, ekonomi, maupun sosial dan politis.
Kesehatan Reproduksi.
Cantik dambaan setiap manusia, bagi laki-laki cantik menjadi pujaannya dan bagi perempuan cantik merupakan dambaan. Hanya saja kebanyakan perempuan lebih memperhatikan kecantikan lahir misalnya dengan membuat kulit muka lebih putih, alis mata lebih kecil dan tajam, serta badan lebih langsing. Padahal menurut lontar Indra Rukmini Tattwa disebutkan hal-hal sebagai berikut.
Kecantikan wajah hilang oleh ketidaksehatan tubuh,
Kecantikan wajah dan kesehatan tubuh hilang oleh ketidak sehatan alat reproduksi,
Kecantikan wajah, kesehatan tubuh, kesehatan alat reproduksi hilang oleh kebodohan senggama, dan semua itu akan hilang oleh ketidakcantikan rohani (Indra Rukmini Tatta dalam Aryana, 2005; Triguna, 2007)
Sloka di atas jelas menyarankan kepada kaum perempuan untuk lebih memuliakan kecantikan rohani, karena wajah, tubuh, vagina (alat reproduksi), kemampuan sanggama hanyalah dimensi lahir yang dikalahkan oleh kekuatan rohani. Sekalipun kecantikan rohani menjadi tujuan akhir, toh dalam proses menjadi perempuan terbaik, kesehatan reproduksi menjadi aspek penting.
Kesehatan reproduksi dalam Wadu Laksana [sebuah lontar, naskah lama Bali], yang berisi tentang filsafat asmara, menyajikan pengetahuan tentang hakekat wanita yang dapat dipelajari oleh para pria, ramalan tentang pengaruh fisiologis wanita terhadap watak serta pembawaannya, dan yang paling unik yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah pengaruh vagina dengan kriteria tertentu bagi pasangan hidupnya.
Vagina, organ paling intim bagi seorang wanita dalam teks Wadu Laksana dinyatakan memiliki berbagai variasi bentuk, dimana masing-masingnya mencerminkan watak dan karakter seseorang. Dinyatakan juga bahwa vagina dengan ciri-ciri khusus dapat membuat pria pasangannya menjadi orang-orang besar dalam kepemimpinan atau sebaliknya. Kiranya keyakinan akan pengaruh vagina wanita bagi pria pasanganya merupakan sebuah bagian dari kebudayaan nusantara yang telah berumur ribuan tahun. Bukti-bukti dari tradisi ini dapat kita telusuri dalam mitos-mitos yang beredar dimasyarakat.
Dalam teks Wadu Laksana tidak hanya vagina menyala itu saja yang dinyatakan utama, tetapi ada lima jenis vagina lain yang dinyatakan memiliki keistimewaan tertentu, adapun kutipannya dapat dilihat berikut ini:
1) yan saruni pwa mahawi wredhi manulus sthira pageh sobhita; 2) drewyanyarja mageng mahotama ikang stri mangkana wruhi; 3) len tang stri jaghananya mamikara temwa madya mageng nika, lan tandang ketiroma manwam araras yan mangkana ta stryutama; 4) Mangke lakyaning wadhutama mageng saruninya malayamaruta nityakala suka akaryayu; 5) Yadin nabhi hananya dalem stri hayu ika; 6) yapwan nabhining jaghana nika ri padma warnaning anulus, kahanan ring wibhawa kilaksanan ika kweh jalwanaknya n temun. (wadhulaksana lmbr 22b-3a)
1) Jika vaginanya berbau harum wanita ini tahan dalam kecantikan, 2) jika kepunyaannya (vagina) besar wanita ini adalah wanita utama dan hendaknya diketahui, 3) yang lain jika wanita vaginanya bersinar (kara=sinar,cahaya) besarnya sedang dan bulunya lebat serta indah inilah wanita utama. 4) Inilah istri utama, vaginanya besar, memanjang dan seolah olah mengeluaran angin setiap saat (wanita ini) akan senang melakukan kebajikan. 5) Jika (bawah) pusarnya menjorok kedalam istri yang cantik, 6) Jika vaginanya berwarna seperti kembang lotus, ia akan melakukan tindakan dan perbuatan mulia serta anak yang dilahirkan kebanyakan laki-laki.
Vagina dalam bahasa Jawa Kuna dinamakan dengan jaghana, yoni, baga, tetapi dalam teks Wadu Laksana ini ia dinamakan juga dengan saruni selain jaghana. Pengarang mungkin dengan sengaja memperhalus penamaan vagina dan menunjuknya dengan istilah saruni sebagai kata kiasan, saruni artinya bunga sruni (pyrethrum dan wollastonia). Dalam keterangan teks Wadu Laksana, vagina-vagina yang diyakini utama adalah sebagai berikut:
1. Sthira pageh sobhita, jika wanita memiliki vagina yang secara alami dapat memancarkan bau harum yang khas, diramalkan bahwa wanita ini akan memiliki kecantikan yang tahan lama, artinya ia dapat terlihat cantik alami hingga umur tua.
2. Mageng mahotama, jika wanita memiliki vagina yang tergolong besar dan merekah dengan bentuk yang bagus, wanita dengan vagina seperti ini dinyatakan wanita utama yang nantinya dapat memberikan kekuatan-kekuatan dan kemasyuran tertentu bagi pasangannya.
3. Jaghana mamikara, jika wanita memiliki vagina yang dapat memancarkan sinar, dengan besar yang sedang, berbulu lebat dan indah dilihat, dinyatakan sebagai vagina utama yang nantinya dapat memberikan, kekuasaan, kewibawaan, dan kekuatan bagi pria yang beruntung dapat memperistrikannya.
4. Malayamaruta, wanita dengan vagina besar memanjang, dan seolah-olah mengelarkan angin setiap saat, wanita ini dinyatakan sebagai wanita utama yang diyakini akan dapat memberikan kekuasaan, kewibawaan dan kekuatan bagi pria yang beruntung memperistrikannya.
5. Nabhi dalem, jika wanita memiliki bawah pusar yang dalam (menjorok kedalam) mungkin maksudnya memiliki body ideal penari Bali dengan bentuk pinggul dan pantat yang sepurna, wanita seperti ini dinyatakan sebagai istri yang cantik luar dan dalam.
6. Padma warna, jika ada wanita memiliki vagina yang merekah dan berwarna merah muda layaknya bunga lotus, dinyatakan sebagai wanita utama yang akan selalu melakukan perbuatan mulia dalam hidupnya dan anak-anak yang dilahirkan akan kebanyakan berkelamin lelaki (Aryana, 2005).
Perawatan Terhadap Alat Reproduksi.
Mengobati berbagi keluhan vagina pada perempuan dapat digunakan kulit jeruk purut, jahe hitam, pala dan kulit pohon kamalako. Bahan-bahan utama disajikan dengan takaran yang sama, semua bahan digerus halus lalu turapkan pada vagina hingga liang sisi luar, obat ini diistilahkan dengan Wyadining Yoni. Adapun khasiatnya menyebabkan berbagi keluhan pada vagina (bau, bentuknya tidak bagus dll) bisa menjadi baik kembali. Pengobatan lainnya sebagaimana dinyatakan dalam teks Indrani Tatwa sebagai berikut.
1. Bahan obatnya yang lain adalah atal, akar cabe jawa (tabia bun) dan minyak yang didapat dari air susu sapi/kambing, semua bahan dalam takaran yang sama, lalu diturapkan pada vagina yang bermasalah.
2. Obatnya yang lain adalah kulit pohon sotong, akar cabe jawa (tabia bun), kulit pohon panggal buaya, minyak kelapa dan minyak susu, campur dengan sedikit madu. Semua bahan digerus halus, kemudian digiling, lalu dijemur pada terik matahari. Jika digunakan campur dengan air lalu turapkan pada vagina. Obat ini dapat menyebabkan vagina bagaikan perawan kembali.
3. Obatnya yang lain adalah ingu, sedikit merica, kerikan pohon kepundung putih, bunga sida wayah dan kulit pohon panggal buaya. Semua bahan digerus halus, dicampur dengan minyak, lalu dibungkus dengan kulit pohon pisang, digoreng hingga setengah matang. jika digunakan oleskan pada vagina, menyebabkan vagina kembali seperti perawan. Obat ini bisa juga dioleskan saat menjelang senggama.
4. Obatnya yang lain adalah atal, sedikit galuga, bunga tunjung, kerikan pohon kepundung, semua bahan digerus halus, obat dioleskan pada liang vagina, menjelang senggama. Obat ini dinyatakan dapat memuaskan suami hingga suami senantiasa ketagihan dalam senggama.
5. Obatnya yang lain : pisang keladi, kulit jeruk purut, kerikan pohon kamalako, campur dengan sedikit daging buah kamalako tadi, padang teki, akar cabe jawa, ingu, kayu manis, air tebu hitam, sari bunga tunjung biru, sedikit garam, kerikan pohon kepundung putih, bunga sida wayah, akar sela gui, dan bunga delima. Bahan-bahan penting takarannya dalam jumlah yang sama. Semua bahan digerus halus, lalu turapkan pada vagina selama 7 hari berturut-turut. Obat ini menyebabkan suami tidak memiliki niat untuk melakukan hubungan senggama dengan orang lain, sebab suami menemukan kenikmatan yang luar biasa, yang tidak akan ia dapatkan pada wanita lain.
6. Obat yang lain : lemak bedawang (kura-kura berjari 5) dicampur dengan minyak wijen, obat ini menyebabkan bentuk vagina demikian juga kekesetannya akan kembali seperti perawan.
7. Obat yang lain : akar tunjung dan susu kambing, akar digerus halus campur dengan susu kambing lalu bungkus dengan kulit pohon pisang selama 5 hari, obat ini menyebabkan vagina menjadi seperti perawan kembali.
8. Obat yang lain : kerikan pohon jambu sotong, akar karuk, garam, minyak kelapa, madu dan kulit pohon panggal buaya. Semua bahan dalam takaran yang sama digerus halus lalu digiling kemudian dijemur. Obat ini jika dipergunakan dicampur dengan sedikit air kemudian turapkan pada liang dan bibir vagina. Meskipun wanita sudah berusia lanjut, vagina akan tetap seperti gadis.
9. Obat yang lain : ingun, merica, bunga lotus, kulit pohon kepundung putih, kayu manis, bunga siddhaswayah, jahe, phala raja, kamaloko, klapu, ehe (don ee), beras, kulit delima, bunga pisang kayubunga dan kulit pohon panggal buaya. Semua bahan digerus halus campur dengan minyak, lalu bungkus dengan kulit bunga pisang (pusuh biu), panaskan dalam loyang tanpa minyak, bahan dipakai untuk mengembalikan kekesetan vagina, dengan cara obat ini diturapkan pada vagina hingga keliang senggama. Teks menyatakan bahwa meskipun usia wanita telah menginjak 100 tahun, jika ia menggunakan obat ini vaginanya akan tetap seperti remaja.
10. Obat untuk memperbaiki bentuk vagina dan membuat hubungan senggama menjadi nikmat. Obat ini diistilahkan dengan Gopita, bahannya terdiri dari : pohon panggal buaya, kepundung putih, lotus, jambu sotong, daun karuk, kamaloka, kelapu, ehe, minyak beras, kulit buah delima dan kembangnya, tangkai (tapuk) buah kelapa hijau, buah melet, semua bahan dalam berat yang sama (1 keteng) ditambah jeruk purut, semua bahan terlebih dahulu dijemur setelah kering barulah dipakai obat dengan mencampurnya dengan sedikit air.
Gagilutan atau Senam Pernafasan Vagina
Gagilutan adalah senam untuk mengencangkan otot-otot vagina yang dipopulerkan di Barat dengan keagle. Yang dapat membuat vagina hidup dan berdenyut. Dalam tutur Dewi Saci kepada Rukmini dijelaskan hal-hal penting dalam rangka memelihara alat reproduksi sebagai berikut.
1. Ramuan yang dapat membuat vagina hidup dan berdenyut (gagilutan): merica, jahe, palaraja, mesui, tabia bun/cebe jawa, semua bahan dengan berat 2 keteng, kecuali merica. Bunga sidawayah, bunga pisang kayu bunga, sari bunga canigara, serbuk pudak cendaga, semua bahan dalam takaran yang sama seberat 3 keteng, rahinasana dengan berat 66 keteng, semua bahan dijemur, digerus halus, dipergunakan dengan cara mencampurnya dengan sedikit air dengan merapalkan mantra: Om Kamosadi Kamalulut Kamapurusa, Stri Murcca Ratih Sang Yoga, Murcca Swecet Swaha.
2. Ramuan yang dapat membuat vagina hidup dan berdenyut (gagilutan): Kencur tiga iris, merica tiga biji, digerus lalu diminum, mantra diucapkan diawal senggama: kataraka tnger tkatleng muti. Saat senggama (penis masuk ke liang vagina) lakukan kontraksi otot vagina (kuncup) sembari lakukan secara bersamaan tarikan nafas dan tahanlah dalam hitungan 5 detik, berikutnya buang nafas dan kembangkan vagina (mekar) semampunya selama 5 detik juga. Ikuti petunjuk gagilutan ini selama senggama dilakukan. Teknik Gagilutan ini akan membuat suami anda terkejut lantaran kenikmatannya yang ajaib.
3. Ramuan yang dapat membuat vagina hidup dan berdenyut (gagilutan): gamongan, uyah uku, diminum. Mantra diucapkan sekali saja diawal senggama: Bhatari Soka munah pinggiring silit, tekeng rudhira, akse dakset akeri-keri. Saat senggama (penis masuk ke liang vagina) lakukan kontraksi otot vagina (kuncup) sembari lakukan secara bersamaan tarikan nafas dan tahanlah dalam hitungan 3 detik, berikutnya buang nafas dan kembangkan vagina (mekar) semampunya selama 3 detik juga. Ikuti petunjuk gagilutan ini selama senggama dilakukan. Teknik Gagilutan ini akan membuat suami anda terkejut lantaran kenikmatannya yang ajaib.
4. Ramuan yang dapat membuat vagina hidup dan berdenyut (gagilutan): minyak bunga pudak dioleskan tipis diklitoris (mutrawiwara). Mantra di awal senggama: Ong tmu anemurasa, girang-girang rasaning rasa, rasaning anemu rasa, nyet arasa hanget, ya sanget asin-anyer-amunyer 3X. Saat senggama (penis masuk ke liang vagina) lakukan kontraksi otot vagina (kuncup) sembari lakukan secara bersamaan tarikan nafas dan tahanlah dalam hitungan 1 detik, berikutnya buang nafas dan kembangkan vagina (mekar) semampunya selama 1 detik juga. Ikuti petunjuk gagilutan ini selama senggama dilakukan. Teknik Gagilutan ini akan membuat suami anda terkejut lantaran kenikmatannya yang ajaib. Khusus untuk teknik ini lakukan apabila otot vagina anda sudah terlatih, jika belum terlatih sebaiknya lakukan yang 5 atau 3 detik.
Epilog
Mohon maaf jika dalam penulisan dan penyampaian naskah ini rasanya demikian vulgar, tetapi semua ini untuk menunjukkan bahwa kekayaan kebudayaan nusantara telah memiliki pengetahuan sedemian dalamnya mengenai seksualitas termasuk di dalamnya dalam usaha memelihara kesehatan reproduksi. Terima kasih saya ucapkan kepada Ida Bagus Putra Manik Aryana yang telah memberikan begitu banyak sumber.